apaan


Rabu, 23 November 2011

SMS GRATIS Via Internet Nyambung Terus..! Kirim SMS Gratis lintas operator


Make Widget


Keterangan :

*-Maksumal karakter SMS setiap kali kirim adalah 160, jika lebih maka akan eror.
*-Cantumkan nama anda di akhir sms, karena nomor pengirimnya adalah mesin dengan nomor lain,
*-Bila selesai tekan Kirim SMS tapi nanti anda pasti heran kenapa ga mau tenang, emang gitu cara kerajanya tunggu aja bentar nanti kalau sudah muncul keterangan baru selesai proses kirim sms via internetnya selesai.
* Selamat BerSMS Gratisss*

Minggu, 20 November 2011

apa aja boleh

"kamu anggap apa aku",,,tc terlontar dari mulutmu,kamu bilang aku gak pernah menghargai kamu,,,kamu bilang aku gak pernah mau denger ucapanmu,,kauceritakan aku pada teman-teman kamu,itulah dirimu ingin dimengerti tapi gmw dimengerti....kamu bilang kamu pertahankan hubungan ini karna kamu sayang ma aku,,tapi aku bingung dg dirimu,,prtama kali kau ingin memiliki ku,berbagai cara kau lakukan,,tapi skrg setelah kau medapatkan aku,berubah semua itu,,,
Dari awal aku sudah katakan padamu tentang diriku,tapi apalah arti skrang ini,,kamu berubah.......

Jumat, 18 November 2011

36 Fakta tentang cowok yang tidak diketahui cewek

ane nemu fakta-fakta tentang cowok neh .. cuma setelah ane baca ternyata ada bener nya juga nih tulisan walau ada juga yang meleset.. tapi mayan lah buat bahan studi banding .. hehe.. semoga membantu buat para gadis-gadis untuk lebih mahamin cowo nya ...
kan cowo juga ingin di mengerti ....



1. sebenarnya cowok tidak benar-benar melihat cewe yang cantik. mereka cenderung akan memilih cewe yang rapi dan rapi.

2. cowo suka ngegombal .. gombal its my life ..

3. seorang cowo bisa menyukai cewe untuk beberapa menit, dan kemudian melupakannya setelahnya.

4. Ketika seorang pria mengatakan ia tidak mengerti Anda, itu berarti Anda tidak berpikir dengan cara dia.

5. "lagi apa?" atau "udah makanblom?" adalah pertanyaan yang biasa dilontarkan seorang cowo untuk keluar dari gugup..

6. kadang cowo suka banget ngegangguin cewe sepanjang hari, tapi yang harus anda tahu sebelum tidur dia akan terus memikirkan anda.

7. seorang cowo mudah tergila-gila pada cewe yang tersenyum ..

8. seorang cowo benci kalo anda bicara tentang mantan pacar anda ..

9. seorang cowo lebih mudah salah mengerti dan berharap terlalu banyak ..

10. seorang cowo adalah penjilat terbaik ketika berpacaran, namun mereka dapat berubah gagap ketika bertemu dengan cewe yang mereka sukai..

11. Ketika seorang gadis berkata "tidak", seorang pria mendengarnya sebagai "coba lagi besok." ..

12. cowo benci

13. Anda tidak pernah bisa mengerti dia kecuali jika Anda mendengarkan dia.

14.hati-hati.. seorang cowo bisa membuat gosip tersebar melalui setengah dari muka bumi lebih cepat daripada anak perempuan..

15. Jika seorang pria mengatakan pada anda dia mencintaimu sekali dalam seumur hidup.. be carefull !!

16. Tidak ada cowok yang buruk ketika ia pacaran. .

17. Jika seorang pria mengatakan kepada Anda mengenai masalah, ia hanya membutuhkan seseorang untuk mendengarkannya. Anda tidak perlu memberi nasihat. .

18. Seorang pria bisa menemukan cara untuk membuat Anda lepas dari hubungan dengan orang lain. .

19. cowo lebih menyukai gadis dengan otak lebih daripada gadis-gadis yang mengenakan rok mini. .

20. cowo tidak bisa menyimpan rahasia tentang curhat cewe mereka ..

21. tinggi badantidak terlalu penting untuk seorang pria, tetapi tidak untuk berat badannya ..

22. cowo bisa menjadi segarang tiger dalam kelompok teman sebaya mereka tapi menjadi pussycats alias jinak-jinak merpati dengan pacar mereka. .

23. Ketika seorang pria berpura-pura tenang, periksa apakah dia berkeringat.? dan Anda mungkin akan melihat bahwa dia gugup.

24. Ketika seorang pria meminta Anda untuk meninggalkan dia sendirian, dia hanya benar-benar berkata, "Silahkan datang dan dengarkan aku."

25. jangan katakan terserah ketika cowo meminta pendapat,, katakan apa saja dan anda akan melihat bahwa ternyata dia memiliki segudang ide ...

26. Pria tidak suka cewek yang memukul lebih keras daripada yang mereka lakukan.

27. cowo menyukai cewe yang bisa memasak dan membuat kue ..

28. Seorang pria memiliki lebih banyak masalah daripada yang bisa Anda lihat dengan mata telanjang.

29. Seorang teman pria tahu segalanya tentang dia. Gunakan ini untuk keuntungan Anda.

30. Jangan menjadi sombong. cowo mungkin dengan mudah menyerah pada tanda pertama penolakan.

31. Jangan menjadi bias. Cobalah mencintai seorang pria tanpa prasangka dan Anda akan terkejut.

32. cowo cenderung generalisasi tentang gadis-gadis tetapi begitu mereka bisa mengenal mereka, mereka akan menyadari bahwa mereka keliru.

32. titik terlemah cowo ada di lutut ..

33. Anda dapat mengetahui apakah seorang pria benar-benar terluka atau sakit ketika ia menangis di depan Anda!

34. Ketika seorang pria mengatakan dia tidak bisa tidur jika dia tidak mendengar suara Anda bahkan hanya untuk satu malam, maka dia melakukannya juga untuk wanita lain.

35. Cowok benci cewek yang bereaksi berlebihan.

36. cowo mencintaimu lebih dari kau mencintai mereka jika mereka serius dalam hubungan Anda ..

yap... buat cowo2 silahkan renungkan poin2 mana saja yang nyantol sama kalian.. dan buat para cewe semoga ente bisa lebih ngerti cowo ..
karena cowo ingin dimengerti juga

Cowok: "Maaf saya tidak bisa romantis" [sssttt.. cewek wajib baca nih]

Romantis adalah ……. ?

Menurut kalian apa sih yang dimaksud dengan romantis? Di Twitterland pernah ada hastag #RomantisAdalah dan bermacam-macam jawaban gw liat mayoritas adalah dari spesies tak lain tak bukan adalah CEWEK.

Beberapa yang dapat gw liat ya sebagian cewek itu bilang, RomantisAdalah,

#RomantisAdalah ketika kamu telpon tanpa basa basi dulu langsung ucapin “Aku Sayang Kamu” dan telepon ditutup

#RomantisAdalah ketika hujan, kita jalan berduaan dan gandengan tangan.

Huhhhffff.. begitu banyak kata yang semuanya begitu romantis itu diharapkan dari cewek kepada cowoknya.

Nah gimana dengan cowok? Gw cowok. Jujur gw orangnya juga kurang bisa bahkan gak bisa romantis. Nah keromantisan ini yang bakal gw bahas, bahwa cowok itu sebenarnya punya keromantisan juga kok Cuma tak terlihat aja (Pembelaan)

Banyak dari cewek, klo dapetin cowoknya yang gak romantis slalu bilang,

“Celaka, gw sekarang dapet cowok yang kayak robot”
“Celaka 13, cowok gw klo ngomong pas ditanya doang”
“Celaka minta ampun, klo ngomong ama cowok gw kayak lagi ngomong ama batu”
“Celaka, gw sebenarnya pacaran ama cowok atau ama tembok sih?”

Gw sendiri klo dimintain romantis ama mantan gw dulu paling gak bisa loh, maaf kalian jangan nanya kenapa sudah jadi mantan, itu sakit buat gw.. karena gw sekarang jomblo belum mau pacaran dulu

Terus terang keromantisan ini buat gw yang sebenarnya bukan masalah penting, tapi kok ya jadi masalah, entahlah apa karena gw emang gak bisa romantisan atau memang para cowok umumnya kali ya.

Kenapa gw bilang jadi masalah? Ya iyalah, sementara cewek itu paling seneng ama cowok romantis. Ya kan? Sehingga apabila si cowoknya gak romantis, mahluk cewek ini menganggap bawah cowok itu adalah kaum batu, nggak sensitif, bahkan nggak sayang. Padahal nggak seperti itu, kan ya.

Memang ada juga kok cowok yang bisa romantis, ampe saking romantisnya jadi susah dan bingung, ini cowok apa cewek kok romantis banget.

Tapi guys, menurut gw, klo cowok yang romantis itu sebenarnya jumlah sedikit kok kebanyakan memang yang tak romantis.

Menurut gw ya selaku cowok yang enggak bisa romantis, ada hal-hal tertentu yang memang harusnya cewek itu wajib mengerti hingga tidak mengeruhkan suatu hubungan cuma karena keromantisan.


*****

Gengsi, elo tau guys, umumnya egois cowok itu lebih dan lebih dibandingkan cewek. Kenapa? Karena sudah kodrat.
Umumnya begini, waktu pedekate, si cowok yang aslinya enggak romantis sekalipun mencoba berusaha semaksimal mungkin untuk berbuat sesuatu yang dinamakan romantis, misalnya membawa sekarung bunga mawar.

Whatttt!!! Sekarung??? Elu uda tau dong, ini cowok uda positif gak romantis.. bawa bunga mawar sekarung, emangnya mau jualan, okeh kita anggap si cowoknya emang tukang jual bunga mawar, berarti clear. Nah ketika si cowok itu berhasil menaklukkan hati pujaannya, berakhirlah sudah keromantisan itu. Gengsi pun bermula!

Masa-masa kritis dari mengemis cinta sudah lewat dan berlalu dan hati si cewek berhasil ditaklukkan. Saatnya berjalan dengan kepala tegak, dong! Nah sementara hati cewek ini kan beda, klo sudah terlanjut suka sama seseorang kan susah mau ngelepas dan tidak mudah begitu saja melepasnya.

Disamping itu, kaum cowok itu menganggap bahwa keromatisan itu identik dengan sisi lemah lembut gemulai dan semampai. Secara doi tubuh kekar, tinggi, ganteng, kulit sawo, lahir di tanah abang, punya 4 sodara, mamak India papa Amerika, Jadi, berasanya harga dirinya jadi “jatuh sejatuhnya” dan terkesan cengeng.

Nah, bagaimana cara agar karakter cowok yang satu ini, sebenarnya simple kok, elo (Cewek) musti pinter “memancing”. Begitu “dipancing” dikit aja, pasti si cowok ini berusaha untuk menunjukkan sisi romantisnya. Terangin aja kedia klo romantis itu gak perlu setiap hari kok.. romantis itu kadang diperlukan dalam sebuah hubungan, agar lebih sogooddddd.


*****


Malu, meski sedikit terlihat aneh, umumnya cowok itu malu untuk romantis-romantisan dengan pacarnya termasuk gw, apalagi di tempat umum, behhh gw paling anti klo gandengan tangan, apalagi gandengan bahu, ntar orang-orang nyangka gw orang tua yang uda gak layak berjalan kaki kan malu masbro. Terus terang bukan karena gw gak mau gandengan tangan, Mungkin karena nggak biasa, karena selama PDKT belum pernah ada adegan gandeng-gandeng tangan.

Contoh boncengan motor dengan mantan gw dulu, selama dijalan, gw liat yang berpasangan naik motor, itu saking si cewek meluk erat cowoknya, tempat duduk motor itu bisa muat 4 orang loh..

Elo kebayang gak betapa sesaknya cowok itu, yang ada si cowok itu malah gak nyaman duduk diatas motor, soalnya si cowok otomatis jadi kedepan duduknya. Nah klo tiba-tiba gw romantis, duh malu dong kok tiba-tiba jadi romantis, yang gw takutin gini, ntar mantan cewek gw bilang “Ah elu, tiba pas ngutang aja malah romantis-romantis. Behhh ini dalem menurut gw..

karena secara tampang lumayan walau memang gw sering ngutang kan karena gw ngerasa nyaman ngutang ama mantan cewek gw itu.

Nah, sebenarnya cowok itu enggak perlu malu untuk romantis, walau terkesan si cewek senyum melihat elo romantis, itu dalam hatinya apa yang dia harapkan ahirnya terkabul, misalnya elo yang biasanya enggak pernah kasih perhatian, nah sekarang loh kasih perhatian. Klo pun si spesies cewek ini ngejekin elo pas elo romantis, percaya ama gw, cewek loh sebenarnya sedang melayang diatas awan dan makin cinta ama elo walau dia mengejek.


*****

Bukan saya, dan bukan hanya didepan siceweknya aja sih, klo cowok itu sudah kodratnya punya gengsi yang setinggi langit. Kadang didepan temen-temennya juga begitu berusaha untuk menunjukkan status “sejatinya”. Maksudnya, kalau selama ini dia itu dikenal sebagai “cowok banget” “Gantengnya cowok banget” dan “anti romantis”

Bilangnya gini, “Nggak perlu sih ya rayuan gombal untuk ngungkapin perasaan lagian cewek gue juga ngerti kok,” papar si cowok yang anti melakukan romantis. Padahal, usut punya usut, sebenernya ia ingin juga sekali-sekali bersikap romantis dan menyenangkan hati si ceweknya. Ini karakter paling parah menurut gw, untung gw bukan karakter seperti ini. Eaaaaa

*****

Males banget enggak sih. Nah menurut gw, klo uda membahas MALAS, motivator manapun susah buat nasehatin, terkecuali ada mukjizat rejeki dari Tuhan. Ini kasus terberat gw bilang, kenapa? Karena ini type cowok yang seperti ini sudah anti duluan dengan namanya romantis.

Klo cowok kalian sudah seperti ini karakternya, jangan banyak harap deh. Biar ampe jungkir balikpun atau elu bawain cowok elu ke dukun sakti sekalipun, tetap cowok jenis ini santai dan nggak merasa ada sebuah masalah yang besar. Bagi mereka, bersikap romantis bukanlah ‘syarat dan ketentuan’ utama dalam sebuah hubungan cinta serius. Adal hal-hal lainnya yang lebih diperlukan dalam hubungan. Mereka pikir, selama ada rasa cinta yang disertai tanggung jawab, untuk apa dibumbui bunga-bunga mawar segala?


*****

Well guys, sebenarnya, romantisnya atau tidak, bukan menjadi suatu tolak ukur bahwa hubungan itu menjadi lebih baik. Suatu hubungan yang baik adalah ketika sepasang hati slalu memahami, slalu mengerti dengan caranya masing-masing.

Kebiasaanku yang biasa-biasa saja adalah caraku untuk mencintaimu melalui doa yang aku titipkan kepada lampu tidurmu setiap malam, agar tak ada satu mimpi pun yang berani mengganggu lelapnya mimpimu.

Aku mencintaimu dengan sederhana melalui hati, mata dan telinga.

Och@_syaza :)

Cerita Haru

Maulid Nabi Muhammad SAW masih terus diperingati di sejumlah masjid dan mushola di daerah Condet Jakarta Timur. Semalam giliran mushola al-Barkah mengadakannya. Mushola pun dipenuhi jamaah, bapak-bapak dan anak-anak. Tak terlihat para perempuan di acara tersebut.

Jamaah hanyut dalam pembacaan shalawat yang diiringi harmoni musik hadrah. Hentakan dan dentuman bassnya menggetarkan hati siapapun yang mendengarnya. Sentuhan shalawat yang dibawakan dengan kehidmatan yang luar biasa menyihir jamaah yang hadir.

Jamaah semakin larut dalam penghayatan yang dalam ketika masuk pada acara selanjutnya, siraman rohani. Seorang penceramah tampil dan mengangkat sebuah cerita haru tentang nenek pemungut daun kering.

Cerita dimulai dengan adanya seorang nenek yang selalu datang dari arah pasar ke masjid ketika adzan dzuhur berkumandang. Peristiwa ini terjadi di salah satu kabupaten di pulau Madura. Penceramah mengatakan bahwa cerita yang disampaikannya merupakan cerita nyata.

Sang penceramah melanjutkan ceritanya. Ketika azhan dzuhur berkumumandang, seorang nenek terlihat datang ke masjid. Ia langsung menuju tempat wudhu dan mengikiuti shalat dzuhur berjamaah. Ketika usai shalat. Ia pun tetap duduk mengikuti dzikir sampai selesai seperti jamaah yang lainnya.

Sepintas tidak ada yang berbeda dengan jamaah yang lain. Yang membedannya, setelah selesai wirid dan do’a, jamaah yang lain langsung meninggalkan masjid. Sementara nenek yang itu tidak. Ia keluar masjid menuju halaman muka masjid, biasanya halaman masjid kabupaten berhalaman luas. Sang nenek mengeluarkan plastik kresek dari lilitan stagennya.

Si nenek itu memunguti daun-daun kering yang berserakan di sekitar halaman masjid. Ia pungut daun itu satu persatu dan dimasukkan ke kantung plastik yang sudah disiapkannya. Sampai halaman itu bersih, tak ada daun yang tersisa. Setelah itu kembali ke pasar.

Hari demi hari sang nenek melakukannya. Awalnya tidak ada yang memperhatikan. Sampai kemudian ada seorang jamaah yang memperhatikannya. Jamaah itu menengurnya ketika melihat peluh mengucur di wajah dan badan si nenek. “Nek, sudah, biarkan saja nanti ada petugas masjid yang membersihkan”.

Hari berikutnya, nenek tetap saja memunguti daun-daun kering yang ada dihalaman masjid itu. Jamaah lainnya turut memberitahu si nenek tersebut. Tetapi nenek itu tetap saja melakukannya, tidak mengindahkan saran jamaah masjid itu.

Akhirnya cerita si nenek itu sampai juga ke pengurus masjid. Pengurus masjid berusaha memberitahu si nenek itu sebagaimana jamaah masjid. Tetapi si nenek tetap saja melakukan aktifitasnya memungut daun kering di tengah terik matahari yang menyengat.

Pengurus masjid tidak hilang akal. Mereka menceritakan prilaku si nenek itu pada Kyai kharismatik yang disegani masyarakat di wilayah itu. Pada satu kesempatan, Kyai itu mengudang si nenek untuk ngobrol. Si nenek itu sagat hormat pada Kyai itu. Ia ternyata mengenalnya.

Kyai didampiningi sejumlah pengurus masjid memulai pembicraannya “ Nek, jika nenek tidak keberatan dan ridlo saya ingin tahu mengapa nenek memunguti daun-daun kering di halaman masjid setiap selesai shalat dzuhur?” Kyai itu bertanya dengan hati-hati. Si nenek diam, akhirnya nenek buka suara. “Pak Kyai, saya bersedia bercerita mengapa saya melakukan itu dengan dua syarat” pak Kyai menjawab “baik nek, apa saja syaratnya?”. Si nenek melanjutkan “pertama, saya hanya ingin bicara dengan Kyai seorang. Kedua, cerita ini tidak boleh diceritakan pada orang lain kecuali setelah saya meninggal, itu terserah pak Kyai”. Pak Kyai menyanggupi syarat yang disampaikan si nenek.

Si nenek pun mulai cerita mengapa selama ini ia memunguti daun kering di halaman masjid. “Pak Kyai, saya ini orang yang tidak mempunyai amal yang bisa dibanggakan untuk menghadap sang Kholik”. Si nenek melanjutkan “saya ini orang bodoh yang tidak bisa beramal dengan ilmu, terkadang saya iri melihat orang-orang pintar dengan sederet gelar dan mereka dapat beramal dengan ilmu yang dimilikinya. Saya juga bukan orang yang kaya raya yang dapat beramal dengan hartanya, menyantuni anak yatim, pakir miskin dan menyumbang pembangunan masjid. Saya juga bukan orang yang ahli ibadah yang beribah dengan khusu’ dan bangun malam untuk shalat tahajud. Saya malu pak Kyai, saya tidak punya amal yang bisa dibanggakan.

Di tengah keputusasaan, saya mendengar seorang Kyai ceramah yang mengatakan bahwa seorang yang menyebut dan mencintai nabi dengan ikhlas ia akan diingat juga oleh nabi dan akan mendapat syafaatnya. Sejak mendengar itu saya berusaha mengingat nabi dengan membaca shalawat.” Kyai kharismatik itu bertanya “lalu apa hubungannya dengan nenek memunguti daun kering di halaman masjid?”. Nenek menjawab “setiap daun yang saya pungut, saya membaca shalawat. Semoga daun-daun itu menjadi saksi di akhirat nanti”. Mendengar jawaban si nenek, Kyai kharismatik itu hanya bisa terdiam tak kuasa berkata apa-apa. Air matanya pun meleleh, haru. Ternyata nenek itu mempunyai kecintaan yang sangat besar pada Nabi Muhammad SAW.

Penceramah pada malam itu masih mengulas tentang cinta kepada nabi Muhammad sampai selesai. Jamaah yang hadir mengikuti sampai akhir dengan menimba hikmah kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW.

Akhirnya, acara maulid di tutup dengan untaian doa. Jamaah pun disuguhi santap malam bersama dengan nasi kebuli yang disajikan dalam nampan. Setiap nampan untuk tiga orang dan makan secara bersama-sama. Terasa indah dalam kebersamaan.

Cerita nenek pemungut daun kering itu terasa memempel pada setiap jamaah yang hadir. Menjadi teladan bagi siapa pun yang mencinta Nabi Muhammad SAW dengan tulus. Menjadi cermin seberapa besar cinta kita kepada rasul Allah itu.

cerita Mengharukan :'(

Diane dan Jack berteman baik. Mereka telah saling mengenal sejak bersekolah
dan sejak menjadi sahabat baik. Mereka berbagi semua dan apapun juga dan
menghabiskan banyak waktu bersama dalam dan setelah sekolah. Tetapi hubungan
mereka tidak berkembang namun hanyalah sebatas teman. Diane menyimpan
rahasia,kekagumannya dan cintanya kepada Jack. Dia memiliki alasan
tersendiri untuk menyimpan hal itu sendiri. TAKUT! Takut akan penolakan,
takut jika Jack tidak sebagai temannya lagi, takut kehilangan seseorang yang
dia merasa nyaman bersamanya.

Setidaknya jika dia tetap menjaga perasaannya, dia mungkin masih bisa
bersama Jack dan dengan harapan, bahwa Jack lah yang akan mengatakan
bagaimana perasaannya kepada Diane.
Waktu terus berjalan dan sekolah telah bubar. Jack dan Diane pergi ke arah
yang berlainan. Jack melanjutkan studinya ke keluar negeri, sedangkan Diane
mendapatkan pekerjaan. Mereka tetap saling berhubungan, dengan surat, saling
mengirimkan foto masing-masing dan saling mengirimkan hadiah. Diane merindukan Jack akan kembali. Dia telah memutuskan bahwa dia memiliki
kekuatan untuk mengatakan. Dan tiba-tiba, surat dari Jack terhenti. Diane
menulis kepadanya,tetapi tidak ada jawaban.
Dimana dia? Apa yang terjadi? Banyak pertanyaan yang ada di kepalanya. Dua
tahun berlalu dan Diane tetap berharap bahwa Jack akan kembali atau
setidaknya mengiriminya surat. Dan doanya terkabul.
Dia menerima suratdari Jack, mengatakan...! " Diane, aku punya kejutan
untukmu... temui aku di bandara pukul 7 malam. Aku tidak kuat menunggu untuk
menemuimu lagi. Cinta dan cium Jack"
Diane berbunga-bunga. Cinta dan cium, berarti banyak bagi seorang wanita
yang belum merasakan cinta sebelumnya.
Dia begitu gembira atas kata-kata itu.
Ketika harinya telah tiba, Diane menunggu dengan cemas. Dia memakai pakaian
terbaiknya dan berusaha terlihat secantik mungkin. Dia mencari Jack kesana
kemari. Tetapi tidak dilihatnya Jack. Kemudian datang seorang wanita dengan
pakaian ketat berwarna biru yang seksi.
Dia begitu perhatian melihat Diane, "Hai! Aku Jacelyn, temannya Jack. Kamu
Diane?" tanyanya. Diane menganggukkan kepala. "Maaf, aku punya kabar buruk
bagimu. Jack tidak akan datang. Dia tidak akan datang lagi," kata wanita
itu, sambil meletakkan tangannya di pundaknya Diane.
Diane tidak dapat mempercayai hal yang dia dengar!!! Apa yang telah
terjadi?? Diane bingung, dia amat sangat khawatir sekali dan wajahnya
menjadi pucat.
"Dimana Jack? Apa yang terjadi padanya??? Katakan padaku..." Diane memohon
kepada si wanita.
Si wanita melihat dengan cermat ke Diane dan dia menepuk pundak Diane dan
mengatakan..........










"ALAMAK DIANE... INI IKE JACK...APAKAH IKE TERLIHAT CANTIK SEKARANG?
AIH....AIH......YEY TIDAK DAPAT MENGENALI IKE LAGI YAH??? IHHH...SEBEL
DEH.....!!! .......
Dan kemudian Diane langsung pingsan.....

Rabu, 16 November 2011

Kisah Paling Sedih dan mengharukan

Menurut saya pribadi menilai kisah inspiratif ini sebagai kisah paling mengharukan di dunia karena saya yakin siapa yang membaca kisahpaling sedih
nyata seorang ibu yang telah ditinggal pergi suaminya pasti akan
menangis, pasti terharu karena memang kisah ini paling sedih menurut
saya admin web berita.

Saya berharap kamu penasaran sebelum membaca kisah paling sedih ini, siapkan tisu, kalau kebetulan kamu membaca kisah paling menyedihkan di kamar sendiri, lebih baik sambil nyalain musik bertema sedih juga seperti lagu-lagunya Sulis lah :D baiklah, silahkan kamu baca kisah paling sedih di dunia yang telah saya ambil dari blog Bunda Iin.

Kisah Paling Sedih

Semoga peristiwa di bawah ini membuat kita belajar bersyukur untuk apa yang kita miliki :

Aku
membencinya, itulah yang selalu kubisikkan dalam hatiku hampir
sepanjang kebersamaan kami. Meskipun menikahinya, aku tak pernah
benar-benar menyerahkan hatiku padanya. Menikah karena paksaan orangtua,
membuatku membenci suamiku sendiri.

Walaupun menikah terpaksa,
aku tak pernah menunjukkan sikap benciku. Meskipun membencinya, setiap
hari aku melayaninya sebagaimana tugas istri. Aku terpaksa melakukan
semuanya karena aku tak punya pegangan lain. Beberapa kali muncul
keinginan meninggalkannya tapi aku tak punya kemampuan finansial dan
dukungan siapapun. Kedua orangtuaku sangat menyayangi suamiku karena
menurut mereka, suamiku adalah sosok suami sempurna untuk putri
satu-satunya mereka.

Ketika menikah, aku menjadi istri yang
teramat manja. Kulakukan segala hal sesuka hatiku. Suamiku juga
memanjakanku sedemikian rupa. Aku tak pernah benar-benar menjalani
tugasku sebagai seorang istri. Aku selalu bergantung padanya karena aku
menganggap hal itu sudah seharusnya setelah apa yang ia lakukan padaku.
Aku telah menyerahkan hidupku padanya sehingga tugasnyalah membuatku
bahagia dengan menuruti semua keinginanku.

Di rumah kami, akulah
ratunya. Tak ada seorangpun yang berani melawan. Jika ada sedikit saja
masalah, aku selalu menyalahkan suamiku. Aku tak suka handuknya yang
basah yang diletakkan di tempat tidur, aku sebal melihat ia meletakkan
sendok sisa mengaduk susu di atas meja dan meninggalkan bekas lengket,
aku benci ketika ia memakai komputerku meskipun hanya untuk
menyelesaikan pekerjaannya. Aku marah kalau ia menggantung bajunya di
kapstock bajuku, aku juga marah kalau ia memakai pasta gigi tanpa
memencetnya dengan rapi, aku marah kalau ia menghubungiku hingga
berkali-kali ketika aku sedang bersenang-senang dengan teman-temanku.

Tadinya
aku memilih untuk tidak punya anak. Meskipun tidak bekerja, tapi aku
tak mau mengurus anak. Awalnya dia mendukung dan akupun ber-KB dengan
pil. Tapi rupanya ia menyembunyikan keinginannya begitu dalam sampai
suatu hari aku lupa minum pil KB dan meskipun ia tahu ia membiarkannya.
Akupun hamil dan baru menyadarinya setelah lebih dari empat bulan,
dokterpun menolak menggugurkannya.

Itulah kemarahanku terbesar
padanya. Kemarahan semakin bertambah ketika aku mengandung sepasang anak
kembar dan harus mengalami kelahiran yang sulit. Aku memaksanya
melakukan tindakan vasektomi agar aku tidak hamil lagi. Dengan patuh ia
melakukan semua keinginanku karena aku mengancam akan meninggalkannya
bersama kedua anak kami.

Waktu berlalu hingga anak-anak tak terasa
berulang tahun yang ke-delapan. Seperti pagi-pagi sebelumnya, aku
bangun paling akhir. Suami dan anak-anak sudah menungguku di meja makan.
Seperti biasa, dialah yang menyediakan sarapan pagi dan mengantar
anak-anak ke sekolah. Hari itu, ia mengingatkan kalau hari itu ada
peringatan ulang tahun ibuku. Aku hanya menjawab dengan anggukan tanpa
mempedulikan kata-katanya yang mengingatkan peristiwa tahun sebelumnya,
saat itu aku memilih ke mal dan tidak hadir di acara ibu. Yaah, karena
merasa terjebak dengan perkawinanku, aku juga membenci kedua orangtuaku.

Sebelum
ke kantor, biasanya suamiku mencium pipiku saja dan diikuti anak-anak.
Tetapi hari itu, ia juga memelukku sehingga anak-anak menggoda ayahnya
dengan ribut. Aku berusaha mengelak dan melepaskan pelukannya. Meskipun
akhirnya ikut tersenyum bersama anak-anak. Ia kembali mencium hingga
beberapa kali di depan pintu, seakan-akan berat untuk pergi.

Ketika
mereka pergi, akupun memutuskan untuk ke salon. Menghabiskan waktu ke
salon adalah hobiku. Aku tiba di salon langgananku beberapa jam
kemudian. Di salon aku bertemu salah satu temanku sekaligus orang yang
tidak kusukai. Kami mengobrol dengan asyik termasuk saling memamerkan
kegiatan kami. Tiba waktunya aku harus membayar tagihan salon, namun
betapa terkejutnya aku ketika menyadari bahwa dompetku tertinggal di
rumah. Meskipun merogoh tasku hingga bagian terdalam aku tak
menemukannya di dalam tas. Sambil berusaha mengingat-ingat apa yang
terjadi hingga dompetku tak bisa kutemukan aku menelepon suamiku dan
bertanya.

“Maaf sayang, kemarin Farhan meminta uang jajan dan aku
tak punya uang kecil maka kuambil dari dompetmu. Aku lupa menaruhnya
kembali ke tasmu, kalau tidak salah aku letakkan di atas meja kerjaku.”
Katanya menjelaskan dengan lembut.

Dengan marah, aku mengomelinya
dengan kasar. Kututup telepon tanpa menunggunya selesai bicara. Tak lama
kemudian, handphoneku kembali berbunyi dan meski masih kesal, akupun
mengangkatnya dengan setengah membentak. “Apalagi??”

“Sayang, aku
pulang sekarang, aku akan ambil dompet dan mengantarnya padamu. Sayang
sekarang ada dimana?” tanya suamiku cepat , kuatir aku menutup telepon
kembali. Aku menyebut nama salonku dan tanpa menunggu jawabannya lagi,
aku kembali menutup telepon. Aku berbicara dengan kasir dan mengatakan
bahwa suamiku akan datang membayarkan tagihanku. Si empunya Salon yang
sahabatku sebenarnya sudah membolehkanku pergi dan mengatakan aku bisa
membayarnya nanti kalau aku kembali lagi. Tapi rasa malu karena
“musuh”ku juga ikut mendengarku ketinggalan dompet membuatku gengsi
untuk berhutang dulu.

Hujan turun ketika aku melihat keluar dan
berharap mobil suamiku segera sampai. Menit berlalu menjadi jam, aku
semakin tidak sabar sehingga mulai menghubungi handphone suamiku. Tak
ada jawaban meskipun sudah berkali-kali kutelepon. Padahal biasanya
hanya dua kali berdering teleponku sudah diangkatnya. Aku mulai merasa
tidak enak dan marah.

Teleponku diangkat setelah beberapa kali
mencoba. Ketika suara bentakanku belum lagi keluar, terdengar suara
asing menjawab telepon suamiku. Aku terdiam beberapa saat sebelum suara
lelaki asing itu memperkenalkan diri, “selamat siang, ibu. Apakah ibu
istri dari bapak armandi?” kujawab pertanyaan itu segera. Lelaki asing
itu ternyata seorang polisi,  ia memberitahu bahwa suamiku
mengalami kecelakaan dan saat ini ia sedang dibawa ke rumah sakit
kepolisian. Saat itu aku hanya terdiam dan hanya menjawab terima kasih.
Ketika telepon ditutup, aku berjongkok dengan bingung. Tanganku
menggenggam erat handphone yang kupegang dan beberapa pegawai salon
mendekatiku dengan sigap bertanya ada apa hingga wajahku menjadi pucat
seputih kertas.

Entah bagaimana akhirnya aku sampai di rumah
sakit. Entah bagaimana juga tahu-tahu seluruh keluarga hadir di sana
menyusulku. Aku yang hanya diam seribu bahasa menunggu suamiku di depan
ruang gawat darurat. Aku tak tahu harus melakukan apa karena selama ini
dialah yang melakukan segalanya untukku. Ketika akhirnya setelah
menunggu beberapa jam, tepat ketika kumandang adzan maghrib terdengar
seorang dokter keluar dan menyampaikan berita itu. Suamiku telah tiada.
Ia pergi bukan karena kecelakaan itu sendiri, serangan stroke-lah yang
menyebabkan kematiannya. Selesai mendengar kenyataan itu, aku malah
sibuk menguatkan kedua orangtuaku dan orangtuanya yang shock. Sama
sekali tak ada airmata setetespun keluar di kedua mataku. Aku sibuk
menenangkan ayah ibu dan mertuaku. Anak-anak yang terpukul memelukku
dengan erat tetapi kesedihan mereka sama sekali tak mampu membuatku
menangis.

Ketika jenazah dibawa ke rumah dan aku duduk di
hadapannya, aku termangu menatap wajah itu. Kusadari baru kali inilah
aku benar-benar menatap wajahnya yang tampak tertidur pulas. Kudekati
wajahnya dan kupandangi dengan seksama. Saat itulah dadaku menjadi sesak
teringat apa yang telah ia berikan padaku selama sepuluh tahun
kebersamaan kami. Kusentuh perlahan wajahnya yang telah dingin dan
kusadari inilah kali pertama kali aku menyentuh wajahnya yang dulu
selalu dihiasi senyum hangat. Airmata merebak dimataku, mengaburkan
pandanganku. Aku terkesiap berusaha mengusap agar airmata tak
menghalangi tatapan terakhirku padanya, aku ingin mengingat semua bagian
wajahnya agar kenangan manis tentang suamiku tak berakhir begitu saja.
Tapi bukannya berhenti, airmataku semakin deras membanjiri kedua pipiku.
Peringatan dari imam mesjid yang mengatur prosesi pemakaman tidak mampu
membuatku berhenti menangis. Aku berusaha menahannya, tapi dadaku sesak
mengingat apa yang telah kuperbuat padanya terakhir kali kami
berbicara.

Aku teringat betapa aku tak pernah memperhatikan
kesehatannya. Aku hampir tak pernah mengatur makannya. Padahal ia selalu
mengatur apa yang kumakan. Ia memperhatikan vitamin dan obat yang harus
kukonsumsi terutama ketika mengandung dan setelah melahirkan. Ia tak
pernah absen mengingatkanku makan teratur, bahkan terkadang menyuapiku
kalau aku sedang malas makan. Aku tak pernah tahu apa yang ia makan
karena aku tak pernah bertanya. Bahkan aku tak tahu apa yang ia sukai
dan tidak disukai. Hampir seluruh keluarga tahu bahwa suamiku adalah
penggemar mie instant dan kopi kental. Dadaku sesak mendengarnya, karena
aku tahu ia mungkin terpaksa makan mie instant karena aku hampir tak
pernah memasak untuknya. Aku hanya memasak untuk anak-anak dan diriku
sendiri. Aku tak perduli dia sudah makan atau belum ketika pulang kerja.
Ia bisa makan masakanku hanya kalau bersisa. Iapun pulang larut malam
setiap hari karena dari kantor cukup jauh dari rumah. Aku tak pernah mau
menanggapi permintaannya untuk pindah lebih dekat ke kantornya karena
tak mau jauh-jauh dari tempat tinggal teman-temanku.

Saat 
pemakaman, aku tak mampu menahan diri lagi. Aku pingsan ketika melihat
tubuhnya hilang bersamaan onggokan tanah yang menimbun. Aku tak tahu
apapun sampai terbangun di tempat tidur besarku. Aku terbangun dengan
rasa sesal memenuhi rongga dadaku. Keluarga besarku membujukku dengan
sia-sia karena mereka tak pernah tahu mengapa aku begitu terluka
kehilangan dirinya.

Hari-hari yang kujalani setelah kepergiannya
bukanlah kebebasan seperti yang selama ini kuinginkan tetapi aku malah
terjebak di dalam keinginan untuk bersamanya. Di hari-hari awal
kepergiannya, aku duduk termangu memandangi piring kosong. Ayah, Ibu dan
ibu mertuaku membujukku makan. Tetapi yang kuingat hanyalah saat
suamiku membujukku makan kalau aku sedang mengambek dulu. Ketika aku
lupa membawa handuk saat mandi, aku berteriak memanggilnya seperti biasa
dan ketika malah ibuku yang datang, aku berjongkok menangis di dalam
kamar mandi berharap ia yang datang. Kebiasaanku yang meneleponnya
setiap kali aku tidak bisa melakukan sesuatu di rumah, membuat teman
kerjanya kebingungan menjawab teleponku. Setiap malam aku menunggunya di
kamar tidur dan berharap esok pagi aku terbangun dengan sosoknya di
sebelahku.

Dulu aku begitu kesal kalau tidur mendengar suara
dengkurannya, tapi sekarang aku bahkan sering terbangun karena rindu
mendengarnya kembali. Dulu aku kesal karena ia sering berantakan di
kamar tidur kami, tetapi kini aku merasa kamar tidur kami terasa kosong
dan hampa. Dulu aku begitu kesal jika ia melakukan pekerjaan dan
meninggalkannya di laptopku tanpa me-log out, sekarang aku memandangi
komputer, mengusap tuts-tutsnya berharap bekas jari-jarinya masih
tertinggal di sana. Dulu aku paling tidak suka ia membuat kopi tanpa
alas piring di meja, sekarang bekasnya yang tersisa di sarapan pagi
terakhirnyapun tidak mau kuhapus. Remote televisi yang biasa
disembunyikannya, sekarang dengan mudah kutemukan meski aku berharap
bisa mengganti kehilangannya  dengan kehilangan remote. Semua
kebodohan itu kulakukan karena aku baru menyadari bahwa dia mencintaiku
dan aku sudah terkena panah cintanya.

Aku juga marah pada diriku
sendiri, aku marah karena semua kelihatan normal meskipun ia sudah tidak
ada. Aku marah karena baju-bajunya masih di sana meninggalkan baunya
yang membuatku rindu. Aku marah karena tak bisa menghentikan semua
penyesalanku. Aku marah karena tak ada lagi yang membujukku agar tenang,
tak ada lagi yang mengingatkanku sholat meskipun kini kulakukan dengan
ikhlas. Aku sholat karena aku ingin meminta maaf, meminta maaf pada
Allah karena menyia-nyiakan suami yang dianugerahi padaku, meminta ampun
karena telah menjadi istri yang tidak baik pada suami yang begitu
sempurna. Sholatlah yang mampu menghapus dukaku sedikit demi sedikit.
Cinta Allah padaku ditunjukkannya dengan begitu banyak perhatian dari
keluarga untukku dan anak-anak. Teman-temanku yang selama ini
kubela-belain, hampir tak pernah menunjukkan batang hidung mereka
setelah kepergian suamiku.

Empat puluh hari setelah kematiannya,
keluarga mengingatkanku untuk bangkit dari keterpurukan. Ada dua anak
yang menungguku dan harus kuhidupi. Kembali rasa bingung merasukiku.
Selama ini aku tahu beres dan tak pernah bekerja. Semua dilakukan
suamiku. Berapa besar pendapatannya selama ini aku tak pernah peduli,
yang kupedulikan hanya jumlah rupiah yang ia transfer ke rekeningku
untuk kupakai untuk keperluan pribadi dan setiap bulan uang itu hampir
tak pernah bersisa. Dari kantor tempatnya bekerja, aku memperoleh gaji
terakhir beserta kompensasi bonusnya. Ketika melihatnya aku terdiam tak
menyangka, ternyata seluruh gajinya ditransfer ke rekeningku selama ini.
Padahal aku tak pernah sedikitpun menggunakan untuk keperluan rumah
tangga. Entah darimana ia memperoleh uang lain untuk memenuhi kebutuhan
rumah tangga karena aku tak pernah bertanya sekalipun soal itu.Yang aku
tahu sekarang aku harus bekerja atau anak-anakku takkan bisa hidup
karena jumlah gaji terakhir dan kompensasi bonusnya takkan cukup untuk
menghidupi kami bertiga. Tapi bekerja di mana? Aku hampir tak pernah
punya pengalaman sama sekali. Semuanya selalu diatur oleh dia.

Kebingunganku
terjawab beberapa waktu kemudian. Ayahku datang bersama seorang
notaris. Ia membawa banyak sekali dokumen. Lalu notaris memberikan
sebuah surat. Surat pernyataan suami bahwa ia mewariskan seluruh
kekayaannya padaku dan anak-anak, ia menyertai ibunya dalam surat
tersebut tapi yang membuatku tak mampu berkata apapun adalah isi
suratnya untukku.

Istriku Liliana tersayang,

Maaf
karena harus meninggalkanmu terlebih dahulu, sayang. maaf karena harus
membuatmu bertanggung jawab mengurus segalanya sendiri. Maaf karena aku
tak bisa memberimu cinta dan kasih sayang lagi. Allah memberiku waktu
yang terlalu singkat karena mencintaimu dan anak-anak adalah hal terbaik
yang pernah kulakukan untukmu.

Seandainya aku bisa, aku
ingin mendampingi sayang selamanya. Tetapi aku tak mau kalian kehilangan
kasih sayangku begitu saja. Selama ini aku telah menabung sedikit demi
sedikit untuk kehidupan kalian nanti. Aku tak ingin sayang susah setelah
aku pergi. Tak banyak yang bisa kuberikan tetapi aku berharap sayang
bisa memanfaatkannya untuk membesarkan dan mendidik anak-anak. Lakukan
yang terbaik untuk mereka, ya sayang.

Jangan menangis,
sayangku yang manja. Lakukan banyak hal untuk membuat hidupmu yang
terbuang percuma selama ini. Aku memberi kebebasan padamu untuk
mewujudkan mimpi-mimpi yang tak sempat kau lakukan selama ini. Maafkan
kalau aku menyusahkanmu dan semoga Tuhan memberimu jodoh yang lebih baik
dariku.

Teruntuk Farah, putri tercintaku. Maafkan karena
ayah tak bisa mendampingimu. Jadilah istri yang baik seperti Ibu dan
Farhan, ksatria pelindungku. Jagalah Ibu dan Farah. Jangan jadi anak
yang bandel lagi dan selalu ingat dimanapun kalian berada, ayah akan
disana melihatnya. Oke, Buddy!

Aku terisak membaca surat itu,
ada gambar kartun dengan kacamata yang diberi lidah menjulur khas
suamiku kalau ia mengirimkan note.

Notaris memberitahu bahwa
selama ini suamiku memiliki beberapa asuransi dan tabungan deposito dari
hasil warisan ayah kandungnya. Suamiku membuat beberapa usaha dari
hasil deposito tabungan tersebut dan usaha tersebut cukup berhasil
meskipun dimanajerin oleh orang-orang kepercayaannya. Aku hanya bisa
menangis terharu mengetahui betapa besar cintanya pada kami, sehingga
ketika ajal menjemputnya ia tetap membanjiri kami dengan cinta.

Aku
tak pernah berpikir untuk menikah lagi. Banyaknya lelaki yang hadir tak
mampu menghapus sosoknya yang masih begitu hidup di dalam hatiku. Hari
demi hari hanya kuabdikan untuk anak-anakku. Ketika orangtuaku dan
mertuaku pergi satu persatu meninggalkanku selaman-lamanya, tak satupun
meninggalkan kesedihan sedalam kesedihanku saat suamiku pergi.

Kini
kedua putra putriku berusia duapuluh tiga tahun. Dua hari lagi putriku
menikahi seorang pemuda dari tanah seberang. Putri kami bertanya, “Ibu,
aku harus bagaimana nanti setelah menjadi istri, soalnya Farah kan ga
bisa masak, ga bisa nyuci, gimana ya bu?”

Aku merangkulnya sambil
berkata “Cinta sayang, cintailah suamimu, cintailah pilihan hatimu,
cintailah apa yang ia miliki dan kau akan mendapatkan segalanya. Karena
cinta, kau akan belajar menyenangkan hatinya, akan belajar menerima
kekurangannya, akan belajar bahwa sebesar apapun persoalan, kalian akan
menyelesaikannya atas nama cinta.”

Putriku menatapku, “seperti cinta ibu untuk ayah? Cinta itukah yang membuat ibu tetap setia pada ayah sampai sekarang?”

Aku
menggeleng, “bukan, sayangku. Cintailah suamimu seperti ayah mencintai
ibu dulu, seperti ayah mencintai kalian berdua. Ibu setia pada ayah
karena cinta ayah yang begitu besar pada ibu dan kalian berdua.”

Aku
mungkin tak beruntung karena tak sempat menunjukkan cintaku pada
suamiku. Aku menghabiskan sepuluh tahun untuk membencinya, tetapi
menghabiskan hampir sepanjang sisa hidupku untuk mencintainya. Aku bebas
darinya karena kematian, tapi aku tak pernah bisa bebas dari cintanya
yang begitu tulus.